Jumat, 04 Maret 2011
Justin Bieber Dan Keong Racun
Kalau Anda bukan ABG, kemungkinan besar nama Justin Bieber tidak punya arti bagi Anda. Tapi kalau Anda mengikuti social media, Anda pasti tahu penyanyi sensasional berusia 16 tahun itu, bahkan sempat lihat di YouTube. Dia membuat kejutan industri musik dengan sukses di luar dugaan, sekelas “freak goal” yang dibuat melawan Sunderland oleh Cesc Fabregas secara tidak sengaja, dari tendangan clearance gagal oleh Anton Ferdinand. Dalam kasus Justin, tangan ajaib yang mensukseskannya adalah Usher. Oke lah, ini bukan pameran nama yang Anda tidak kenal. Tapi, ingin berbagi cerita mengenai sukses terbesar seorang artis musik masa kini, sukses yang tercipta dengan pemanfaatan YouTube dan social media. Masih tidak tergugah? Cobalah search dengan keyword Justin Bieber – Baby di YouTube dan Anda bisa lihat video clip yang telah dilihat 330 juta kali saat tulisan ini dibuat. Social media lain seperti Twitter dan Koprol membahas Justin Bieber secara intens, walaupun di Indonesia masih disaingi Shinta dan Jojo.
Justin Bieber anak Kanada dari Ontario. Awalnya ketika ibunya mulai pasang video anaknya di YouTube (gampang, video saya nyanyi lagu Elvis di YouTube juga ada) dan mulailah pertumbuhan popularitas seperti virus. Lagu yang dibawakannya memang sudah populer, nomor-nomor Usher, Chris Brown, Justin Timberlake. Video lagu-lagu Justin menarik perhatian seorang eksekutif musik, yang mengundang Justin Bieber ke Atlanta ketemu Usher penyanyi top r ‘n b. Usher memenangkan persaingan dengan Justin Timberlake dan masuklah Justin dalam kontrak dengan Island Record. Kelanjutannya memecahkan semua rekor sejarah musik digital. Menyusul terobosan lagu "One Time" dan peluncuran My World last November, Justin Bieber melebihi 100 juta views di YouTube.
Orang yang tidak suka musik, YouTube, dan social media akan dingin terhadap Justin Bieber. “Apa-apan, sih?” Masih banyak yang lebih penting sekitar kita, kata orang bijaksana. Tapi orang cerdas harus tahu, bahwa penting tidak penting itu diputuskan suara terbanyak dalam masyarakat bebas. Dan, sekarang ini suara terbanyak ditentukan dalam fenomena social media yang melakukan promosi digital dan viral (seakan virus); ini sebetulnya fenomena campuran antara teknik digital, analog, dan media cetak. Justin Bieber menjadi bintang di internet, kemudian diperbesar lingkupnya oleh TV jadul, dengan dihias publikasi dan promosi media cetak. Pokoknya, Justin Bieber adalah seorang bintang, suka atau tidak. Dia telah muncul di acara talk show David Letterman, acara The View, live show di banyak acara, mendapat ranking satu dalam review di majalah Rolling Stone untuk My World 2.0. Di Twitter, dia bisa diikuti pertumbuhan suksesnya dengan didatangi 90.000 tweeps per hari. Justin Bieber mendapat 11.000 follower baru tiap hari di Twitter, yang bisa membuat trolls kesal luar biasa.
Kita sendiri punya cerita sukses musik melalui social media, yaitu Keong Racun. Sepintas lalu tidak ada apa-apanya, video YouTube menampilkan dua gadis manis Jawa Barat secara close-up full screen di YouTube. Mereka menyanyi lagu dangdut berjudul “Keong Racun.” Tapi, dalam waktu satu bulan sejak dipasang online, video ini telah menarik lebih dari satu juta views di YouTube dan meningkat sebagai trend di Twitter secara internasional, karena peserta Twitter Indonesia paling dominan di dunia. Konon kabarnya, video ini mau di-upload ke Facebook, tapi ukuran filenya terlalu besar. Akhirnya, Sinta and Jovita “Jojo” Adityasari memasangnya di Youtube. Terjadilah sukses instan.
Sekarang, setiap orang bisa nyanyi atau bicara di depan kamera dan mendapat penonton instan bukan saja di Indonesia, tapi di seluruh dunia melalui social media. Mungkin, sukses di social media merupakan puncak aktualisasi. Tapi, sukses dalam ukuran uang masih harus diperolah dari dunia nyata. Sinta dan Jojo mendapat tawaran kontrak tapi masih ragu karena merasa tidak mempunyai bakat. Sesungguhnya, mereka belum tahu, sukses tidak mengikuti bakat tapi mengikuti suara terbanyak. Kalau orang bilang dia berbakat, buat apa disangkal?
Apakah Sinta dan Jojo akan mengikuti sukses Justin Bieber? Berat. Ibarat pemain tennis Suwandi yang menjadi juara kelas junior yang tidak bisa tembus 100 besar dunia. Sukses profesional tidak bisa diperoleh dengan membatasi diri pada Indonesia. Angelique Wijaya menjadi juara junior Wimbledon dengan mengalahkan Dinara Safina di final. Sekarang Dinara Safina pernah mencapai nomor satu dunia, sedangkan Angie kena cedera sebelum tembus 50 besar. Pemain Rusia seperti Maria Sharapova dan Anna Kournikova dibesarkan di Amerika Serikat dan bicara serta berpenampilan internasional. Sinta-Jojo bisa sukses seperti Justin Bieber, tapi harus ada Usher versi lain yang mengangkat sukses Keong Racun ke industri musik dunia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Check Page Rank of your Web site pages instantly: |
This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar